DLH Tidore Lahirkan Inovasi Baru Atasi Sampah

Muhammad Sjarif

Tidore – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tidore Kepulauan bakal mengimplementasikan program penanganan sampah di Kota Tidore Kepulauan. Program itu bertajuk peran bank sampah dalam meningkatkan produktivitas, dan kinerja pengelolaan sampah di daerah secara berkelanjutan alias Pas Kopi Dabe. Program ini merupakan inovasi kepala DLH Tidore Kepulauan, Muhammad Sjarif dalam proyek perubahan dalam pendidikan dan pelatihan kepemimpinan (Diklatpim) tk II, yang nantinya akan dimasukan sebagai program Pemerintah Daerah Kota Tidore Kepulauan.

“Branding Pas Kopi Dabe ini digunakan agar mudah untuk di sosialisasi, karena Kopi Dabe juga merupakan minuman khas Tidore yang sudah sangat familiar,” ujar Kepala DLH Kota Tidore, Muhammad Sjarif saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa, (23/5).

Olehnya itu, dengan adanya program Pas Kopi Dabe ini, nantinya akan menyelesaikan persoalan sampai di Kota Tidore Kepulauan. Pasalnya, sampah-sampah rumah tangga yang ada di setiap Kelurahan/Desa, sudah akan dikelola melalui bank sampah.

“Selama ini masyarakat mengelola sampah masih menggunakan paradigma lama, dimana mereka hanya membuang sampah kemudian berharap diangkut oleh pemerintah, sementara pengangkutan sampah ini tentu membutuhkan biaya yang cukup besar,” tuturnya.

Hadirnya peran bank sampah di setiap Kelurahan/Desa, bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah, sehingga memiliki manfaat yang bernilai ekonomis yang dapat menguntungkan masyarakat maupun Pemerintah Daerah. Mengingat, Kota Tidore merupakan suatu Daerah Kepulauan yang dikelilingi oleh laut, sehingga membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat melalui pembentukan bank sampah di tingkat Kelurahan/Desa.

“Kedepan sampah ini sudah harus dilakukan pemilahan dan pengolahan, sehingga masyarakat dan bersama-sama dengan Pemerintah untuk mengatasi masalah sampah,” jelasnya.

Ia menambahkan, manfaat dari hadirnya bank sampah akan memberikan manfaat dari sisi ekologi (Lingkungan) karena tidak lagi membebani TPA akibat volume sampah yang masuk setiap hari, pengurangan volume sampah ini dikarenakan sudah dilakukan pemilahan sampah melalui bank sampah.

Selain itu ada juga manfaat dari sisi kesehatan dan ekonomi, dimana sampah-sampah ini akan didaur ulang kemudian dipasarkan. Sementara dari sisi sosial, masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam rangka penanganan sampah.

“Untuk memuluskan kegiatan ini, ada dua sistem yang nantinya dibentuk, pertama bank sampah induk di bawah kendali Dinas, dan bank sampah unit di bawah kendali desa atau lurah. Dua bank sampah ini akan saling berkoordinasi melalui aplikasi yang berbasis digital,” tambahnya.

Selanjutnya dibuat regulasi berupa Peraturan Walikota tentang pembentukan Bank Sampah di tingkat Kelurahan/Desa yang pengurusnya berasal dari Kelurahan/Desa setempat, sebagai payung hukum pembentukan Bank Sampah.

“Setelah tahapan ini semua sudah selesai, selanjutnya kami akan melakukan sosialisasi, dan untuk jangka panjangnya, kami mulai membentuk Bank Sampah di semua Kelurahan dan Desa yang ada di Kota Tidore Kepulauan,” tandasnya. (Red).

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *